Seorang Guru Honorer Berhenti Menunda Investasi Saham Setelah Menonton Wawancara Warren Buffett, Kini Menulis Jurnal Investasi Setiap Malam dan Punya Strategi Dividen Konsisten Tiap Kuartal

Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas

Namanya Pak Rudi. Sehari-hari, ia adalah seorang guru honorer di sekolah dasar negeri di pinggiran kota. Gaji bulanan yang pas-pasan tak jarang membuatnya harus memutar otak untuk bisa bertahan hingga akhir bulan. Tapi siapa sangka, di balik papan tulis dan buku pelajaran itu, kini ia juga adalah seorang investor saham yang rutin mencatat pergerakan portofolionya setiap malam, dan punya strategi dividen yang konsisten tiap kuartal. Semua ini bermula bukan dari seminar finansial mewah, tapi dari sebuah video wawancara Warren Buffett yang ia tonton secara acak saat mencari video tentang “slot gacor” di YouTube.

Awalnya Cuma Iseng, Tapi Jadi Titik Balik

Suatu malam, sepulang mengajar les tambahan, Pak Rudi membuka YouTube. Niatnya ingin cari hiburan—ya, sesuatu yang ringan seperti video game slot gacor yang sering jadi candu ringan setelah hari yang melelahkan. Tapi algoritma YouTube membawa dia ke video lain: wawancara lama Warren Buffett tentang investasi jangka panjang. Entah kenapa, judulnya menarik. Mungkin karena ada kata "sabar" dan "dividen" di thumbnail-nya. Klik. Nonton. Dan entah kenapa, sejak saat itu, ada yang berubah.

“Saya gak ngerti semua istilah yang dia pakai,” kata Pak Rudi. “Tapi ada satu kalimat dia yang nancep banget: ‘Orang sabar akan mendapatkan bagian terbesar dari kue.’” Kalimat itu seperti membangunkan sesuatu dalam dirinya. Ia mulai cari tahu tentang saham, bukan lewat seminar atau buku tebal, tapi lewat forum, video pendek, dan komunitas Telegram yang bahas investasi santai tapi informatif.

Kebiasaan Baru: Menulis Jurnal Investasi Setiap Malam

Yang menarik, Pak Rudi gak langsung beli saham. Selama dua bulan pertama, ia cuma nonton, belajar, dan bikin catatan sendiri. “Saya treat kayak anak murid,” katanya sambil tertawa. Setiap malam sebelum tidur, ia buka buku tulis A5 dan mulai menulis jurnal. Isinya macam-macam: ringkasan video, catatan dari forum, analisis iseng soal saham BUMN, sampai mimpi kocaknya kalau suatu hari hidup dari dividen.

Rutinitas ini jadi kebiasaan. Meskipun belum investasi sepeser pun, Pak Rudi merasa hidupnya mulai lebih terarah. “Saya jadi lebih hemat karena mikir, mending duitnya masuk ke saham daripada habis buat beli kopi kekinian,” ujarnya. Menulis jurnal ternyata bukan cuma jadi media belajar, tapi juga terapi. Ia merasa punya ruang untuk merenung, dan pelan-pelan mulai membangun strategi yang cocok dengan keadaannya.

Strategi Dividen Kuartalan ala Pak Rudi

Pak Rudi bukan tipe yang suka trading harian. Ia lebih tertarik sama saham-saham yang rajin bagi dividen. Strateginya sederhana tapi efektif: cari saham yang bagi dividen minimal dua kali setahun, dari sektor yang stabil seperti perbankan, telekomunikasi, dan energi. Ia menyebutnya “slot gacor versi investasi”—karena kalau udah dapet satu yang bagus, tinggal sabar dan nikmati hasilnya.

Setiap kali dapat dividen, ia langsung catat di jurnal. Bukan cuma nominalnya, tapi juga perasaannya. “Saya tulis, ‘Hari ini dapet dividen pertama. Rasanya kayak dapet THR mendadak,’” kenangnya. Kebiasaan ini terus berlanjut, dan perlahan tapi pasti, portofolionya tumbuh. Bahkan ada satu momen yang bikin dia terharu: total dividen satu kuartal cukup untuk beli sepatu baru buat anaknya, tanpa harus mengutak-atik gaji.

Pandangan Baru tentang Uang dan Waktu

Perjalanan ini bukan cuma soal angka atau keuntungan, tapi soal cara pandang baru terhadap uang dan waktu. “Dulu saya pikir cuma orang kaya yang bisa investasi. Sekarang saya sadar, justru karena gak punya banyak, saya harus mulai lebih awal dan lebih disiplin,” ungkap Pak Rudi. Ia menyadari bahwa yang paling penting dalam investasi bukan modal besar, tapi mindset dan konsistensi.

Ia juga jadi lebih menghargai waktu. Waktu luangnya sekarang bukan cuma untuk scroll medsos, tapi juga untuk belajar, mencatat, dan merancang masa depan. “Gaji saya belum berubah, tapi cara saya melihat gaji itu yang berubah,” katanya sambil tersenyum.

Refleksi: Sabar Itu Bukan Pasif, Tapi Aktif Mengusahakan

Dari seorang guru honorer yang nyaris menyerah dengan keadaan, kini Pak Rudi punya arah baru. Bukan berarti dia jadi tajir mendadak atau berhenti mengajar. Ia masih mengajar dengan penuh dedikasi, tapi kini juga punya impian jangka panjang yang ia pelihara lewat lembar-lembar jurnal investasinya.

“Sabar itu bukan cuma nunggu. Tapi aktif nyiapin diri pas nunggu itu,” ujarnya dalam satu sesi sharing di komunitas Telegram tempat ia aktif. Kalimat ini mencerminkan filosofi hidup yang ia jalani: bahwa perubahan besar bisa datang dari kebiasaan kecil yang dilakukan konsisten. Seperti menulis jurnal sebelum tidur. Seperti memilih saham yang tepat. Seperti percaya bahwa dividen kecil hari ini adalah fondasi untuk kebebasan besok.

Dan semua ini? Bermula dari sebuah malam biasa... dan video acak saat mencari slot gacor di YouTube.

@MPOSAKTI